Senin, 21 Agustus 2017

Leaving Adolescence (introvert guy notes)

     Oke kali ini urang (gw dalam bahasa sunda, karena lelah gw gw an terus, terus biar natural aja curcolnya) akan sedikit curcol yang mungkin akan sedikit banyak jijik tapi gw kya "let it goo.. let it goo" (oke jar pake 'gw' lagi skrg) hmmm gimana ya.. canggung mulainya

Selama waktu 20 tahun hidup urang, urang lebih banyak menggunakannya untuk sendirian. Hampir aja urang gabisa disebut 'human' karena saking jarang banget-parah-abis interaksi sama manusia ataupun hewan dan makhluk lainnya. Dan parahnya urang sudah sangat terbiasa sendirian dan bahkan jadi kebutuhan untuk punya banyak waktu sendirian.

Mungkin beberapa orang (yang melihat atau merasakan seperti urang) akan bertanya, kok bisa sih jadi loner? Dan itupun jadi pertanyaan urang selama ini dan seringkali dijawab sendiri. Oh mungkin karena ini, atau karena itu, atau mungkin bukan karena ini dan itu tapi karena eta. Tapi jawaban urang sekarang (setelah melewati umur ke 20) adalah mungkin banyak banget faktor yang mempengaruhi urang menjadi urang yang loner macam sekarang. Mungkin aja karena orang tua gw yang protektif banget saat itu, mungkin ditambah lingkungan sekolah dulu yang membuat urang tidak nyaman bergaul dengan teman-teman, mungkin juga karena gw yang punya banyak banget kekurangan sehingga gw jadi bahan olokan, mudah minder dan 'menyerah' pada manusia (ini juga salah satu kekurangan gw) dan mungkin masih banyak faktor lain.

Tapi apapun itu, pelan-pelan urang akan berdamai dengan semua itu. Urang gaakan nyalahin apapun dan siapapun karena memang bukan salah mereka. Jadi akhirnya di momen ini urang akan mulai pelan-pelan untuk berdamai dengan semua hal yang melelahkan ini dan menjadi diri gw yang seutuhnya.


#loner #introvert #whyamIalwaysalone



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;